Penguatan Karakter Dalam Memperkenalkan Lagu Daerah
Kalimantan Barat Dan Nasionalisme Cinta Tanah Air
Journalish Teacher by Alkindi
Perkembangan literasi pendidikan di Indonesia saat ini
mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun. Saat ini literasi dijadikan
sumber dalam menunjang kinerja dan professionalitas didalam pekerjaan. Di
Indonesai terdapat 6 Literasi pendidikan yang sedang di kembangkan seiring
perkembangan zaman antara lain : (1) Literasi baca tulis, (2) Literasi Digital,
(3) Literasi numerasi, (4) Literasi Sains, (5) Literasi Finansial, dan (6)
literasi kewargaanb dan kebidayaan.
Pada saat ini kehidupan abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad
globalisasi, yang artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami
perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam
abad sebelumnya. Abad 21 ditandai dengan berkembangannya teknologi informasi
yang sangat pesat serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang
sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan dengan mesin, baik
mesin produksi maupun mesin komputer. Dalam perkembangan Artificial Intellegence
Literasi digital maka memasuki
abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan,
tidak terkecuali dibidang pendidikan. Pendidik dan peserta didik dituntut
memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan
peluang harus dihadapi oleh pendidik dan peserta didik agar dapat bertahan
dalam abad pengetahuan di era informasi ini.
Perkembangan transformasi digital pembelajaran
abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu masyarakat bangsa Indonesia
yang sejahtera dan bahagia dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan
bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri
dari sumber daya manusia yang berkualitas yaitu pribadi yang mandiri,
berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya. Abad ke-21
baru berjalan satu dekade, namun dalam dunia pendidikan sudah dirasakan adanya
pergeseran, dan bahkan perubahan yang bersifat mendasar pada tataran filsafat,
arah serta tujuannya.
Kondisi Pembelajaran di era digital dalam pembelajaran abad 21 di
lingkungan sekolah atau kelas tidak terlepas dari berbagai tantangan pendidikan abad 21 antara
lain: (a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and
Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral, dan
sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (b) Kemampuan berkomunikasi
dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills), mampu berkomunikasi
dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak; (c) Kemampuan berpikir
kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving
Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama
dalam konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
and Collaboration Skills), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara
efektif dengan berbagai pihak. Dari skil 4C yang menajdi dasar dalam
pembelajaran abad 21 maka seorang guru harus lebih aktif, kreatif, inovatif,
produktif dan menyenangkan.
Guru abad 21 harus menguasai banyak pengetahuan (akademik, pedagogik,
sosial dan budaya), mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan,
dan mampu menyelesaikan masalah. Guru tidak boleh hanya datang ke sekolah
melulu untuk mengajar saja. Kemampuan
untuk mengelola kelas saja tidak cukup lagi. Guru diharapkan bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan,
yang mampu mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global di
luar sekolah. Selain orang tua peran guru dalam mengarahkan masa depan anak
didiknya sangat signifikan. Bisa dibayangkan apa jadinya kalau guru tidak siap
menghadapi semua tantangan dinamika pendidikan abad 21 ini, yang nota-bene
masih terus akan berubah.
Dalam konteks guru profesional dengan semangat tinggi, guru akan
selalu memiliki inisiatif, gigih, tidak putus asah dan tidak gampang menyerah.
Sebaliknya, guru juga akan jarang mengeluh. sebagai penguat didalm bahasa
inggris (if you born deep in the stupid it’s not your problem but if you die in
the stupid it’s your problem) artinya jika anda terlahir di dalam kebodohan
itu bukan masalah anda akan tetapi jika anda mati dalam kebodohan itu masalah
anda (Alkindi).
Guru dalam dimensi kekinian digambarkan
sebagai sosok manusia yang berakhlak mulia, arif, bijaksana, berkepribadian
stabil, mantap, disiplin, santun, jujur, obyektif, bertanggung jawab, menarik,
mantap, empatik, berwibawa, dan patut diteladani. Dengan sosok
kekiniannya, seorang guru harus manjadi manusia yang dinamis dan berfikir ke depan (futuristic) dengan
tanda-tanda dimilikinya sifat informatif, modern, bersemangat, dan komitmen
untuk pengembangan individu maupun bersama-sama. Dan yang tak kalah penting, guru diharuskan mampu menguasai IT, atau
setidak-tidaknya mampu mengoperasionalkan.
Guru diharapkan benar-benar mampu mengajak siswanya siap dalam
menghadapi tantangan zaman. Sebagai guru profesional juga wajib tumbuh dalam
dirinya jiwa semangat dan sebagai penyemangat. Untuk yang satu ini, hal
mendasar yang harus dimiliki guru adalah kekayaan pengetahuan dan kompetensi
materi yang akan diajarkan. Tanpa itu, mustahil guru akan dapat mengajar dengan
baik, lugas dan lancar. Keminiman penguasaan materi dan wawasan pendukungnya
akan mengurung guru pada keminderan dan bahkan merasa takut berhadapan dengan siswa.
Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan
yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga
pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan
keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan
staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi,
dan keterlibatan orang tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok
penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa
juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan Iptek, etos kerja dan disiplin,
profesionalisme, kerjasama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa
depan, kepastian karir, dan kesejahteraan finansial.
fungsi guru yang sangat strategis dalam membentuk manusia berkualitas. Dalam melaksanakan tugasnya, guru juga wajib memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Bahkan guru juga harus menguasai pengetahuan baru untuk mengintegrasikan teknologi kedalam proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran sangat penting meskipun ditengah banyaknya sumber belajar dan perkembangan teknologi. Peran guru dalam pembelajaran abad 21 adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator. Artinya bahwa guru memiliki peran ganda terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Guru sebagai seorang pendidik juga harus menyesuaikan terhadap perkembangan pembelajaran di abad 21. Beberapa paradigma guru yang harus diubah dalam merencanakan pembelajaran abad 21 yaitu 1) guru sebagai pengarah harus berubah menjadi fasilitator, pembimbing dan konsultan, 2) guru sebagai sumber pengetahuan harus menjadi teman belajar, 3) student centered, 4) belajar berdasarkan projek dan survei, 5) pembelajaran kompetitif menjadi kolaboratif, 6) komputer harus menjadi peralatan belajar. Jika diartikan guru abad 21 adalah pendidik dimana selain melaksanakan peran sebagai guru namun juga harus mampu menciptakan pembelajaran yang sesuai untuk penerapan keterampilan abad 21. Guru abad 21 adalah guru yang tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kelas dengan efektif dan efisien, namun juga harus mampu untuk membangun hubungan yang efektif dengan peserta didik dan komponen lain disekolah, mampu menggunakan teknologi untuk peningkatan mutu pembelajaran, mampu melakukan refleksi dan perbaikan praktik pembelajaran secara berkelanjutan.
Adapun kontribus seorang Guru harus mampu menjemput penerapan model-model pembelajaran yang sesuai seperti belajar penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan, belajar berdasarkan pengalaman sendiri, pembelajaran kontekstual, bermain peran dan simulasi, pembelajaran kooperatif, pembelajaran kolaboratif, maupun diskusi kelompok kecil. Selain itu, untuk menopang pendidikan di era revolusi industri 4.0, setiap kegiatan pembelajaran harus berbasis digital, yakni guru harus mau memulai untuk dapat mengintegrasikan teknologi dengan kerangka integrasi yang melibatkan pengetahuan pedagogi, penguasaan materi, dan teknologi.
Abad 21 benar-benar membutuhkan guru yang profilnya efektif, professional dan memesona yang cocok untuk menghadapi tantangan abad 21 sehingga mampu mempersiapkan dan memprediksi kebutuhan belajar peserta didik dalam menghadapi percepatan transformasi digital dalam pembelajaran abad 21.
0 Komentar